Siapa yang Berhak Membayar Pernikahan Adat Nasional?

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan adat nasional di Indonesia merupakan perpaduan antara tradisi, budaya, dan hukum yang berlaku. Setiap suku memiliki aturan dan kebiasaan tersendiri dalam menentukan siapa yang seharusnya menanggung biaya pernikahan. Artikel ini akan mengulas secara mendetail tentang tanggung jawab finansial dalam pernikahan adat, khususnya dalam adat Jawa, serta beberapa pertimbangan modern yang berkaitan dengan biaya pernikahan.

Tradisi dalam Adat Jawa

Dalam adat Jawa, terdapat keunikan tersendiri mengenai siapa yang harus menanggung biaya pernikahan. Tradisi ini tidak hanya mencakup rangkaian prosesi yang bertahap, tetapi juga pembagian tanggung jawab finansial antara kedua belah pihak.

Tanggung Jawab Pengantin Wanita

Secara tradisional, pengantin wanita dan keluarganya memiliki tanggung jawab besar dalam menanggung biaya pernikahan. Ini mencakup berbagai aspek dari persiapan hingga pelaksanaan pernikahan itu sendiri.

Peran Pengantin Pria

Meskipun pengantin wanita memiliki tanggung jawab besar, pengantin pria juga memiliki bagian yang harus ditanggung. Ini termasuk biaya cincin kawin, biaya administrasi izin menikah, dan biaya pakaian pengantin.

Biaya yang Harus Dipersiapkan

Berikut adalah rincian biaya yang harus dipersiapkan dalam melangsungkan pernikahan adat Jawa:

Item Kisaran Biaya
Pemasangan Tarub Rp 2-4,5 juta
Dokumentasi Rp 5-12 juta (siraman dan lamaran), mulai dari Rp 5 juta (akad dan resepsi)
Upacara Siraman Rp 3,5 – 20 juta
Upacara Midodareni Tergantung kebutuhan

Pemasangan Tarub

Tarub merupakan salah satu elemen penting dalam pernikahan adat Jawa yang melambangkan penerangan dan keceriaan. Biaya pemasangan tarub berkisar antara Rp 2-4,5 juta.

BACA JUGA  Adat Minangkabau: Pernikahan Halimah dengan Bambang

Dokumentasi

Mengingat pentingnya dokumentasi untuk merekam momen, biaya untuk dokumentasi sangat bervariasi. Vendor dokumentasi biasanya menawarkan paket yang terpisah untuk siraman, lamaran, dan hari H pernikahan.

Upacara Siraman dan Midodareni

Upacara siraman dan midodareni adalah bagian dari rangkaian prosesi pernikahan adat Jawa yang memiliki makna spiritual. Biaya untuk kedua upacara ini juga bervariasi.

Pertimbangan Modern

Dengan pergeseran nilai-nilai sosial dan peningkatan kesadaran gender, tradisi tentang siapa yang menanggung biaya pernikahan mulai mengalami perubahan. Pasangan modern sering membuat keputusan bersama tentang pembagian biaya pernikahan, tanpa terikat aturan baku dari tradisi.

Tanggung Jawab Bersama

Pasangan zaman sekarang lebih mandiri secara finansial dan cenderung mengambil tanggung jawab bersama dalam pembiayaan pernikahan. Ini mencerminkan perkembangan konsep kesetaraan gender dan kemandirian.

Kompromi dan Komunikasi

Pentingnya kompromi dan komunikasi terbuka antara pasangan dan keluarga mereka menjadi kunci dalam menentukan pembagian biaya pernikahan. Hal ini membantu menghindari konflik dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.

Kesimpulan

Pembagian biaya pernikahan adat nasional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh tradisi dan budaya setempat. Namun, dengan adanya perubahan sosial dan kesadaran yang berkembang, pasangan saat ini lebih cenderung mengambil keputusan bersama berdasarkan kemampuan finansial dan prinsip kesetaraan. Komunikasi terbuka dan kompromi antara kedua belah pihak menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pernikahan dapat berlangsung dengan lancar tanpa memberikan beban finansial yang berlebihan kepada salah satu pihak.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer