Pernikahan Hari Selasa dan Jumat dalam Budaya Sunda

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan merupakan salah satu momen paling penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam budaya Sunda yang kaya akan tradisi dan simbolisme. Dalam adat Sunda, pemilihan hari pernikahan tidak hanya berdasarkan preferensi pribadi, tetapi juga dipengaruhi oleh kepercayaan dan adat istiadat yang telah turun-temurun. Hari Selasa dan Jumat memiliki makna tersendiri yang dipercaya dapat mempengaruhi keberkahan dan keharmonisan rumah tangga.

Makna Hari Selasa dan Jumat dalam Pernikahan Adat Sunda

Hari Selasa

Dalam budaya Sunda, hari Selasa (Salasa) sering dianggap sebagai hari yang baik untuk melangsungkan pernikahan. Menurut kepercayaan setempat, Selasa dikaitkan dengan planet Mars (Anggara), yang melambangkan keberanian dan keteguhan hati. Ini dianggap sebagai simbol yang baik untuk memulai sebuah pernikahan, di mana kedua mempelai diharapkan untuk memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan bersama.

Hari Jumat

Sementara itu, hari Jumat (Jumaah) juga dianggap sebagai hari yang penuh berkah, terutama karena kaitannya dengan keagamaan. Jumat dianggap sebagai hari besar dalam Islam, agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Sunda. Pernikahan yang dilangsungkan pada hari Jumat dipercaya akan mendapatkan keberkahan lebih karena hari tersebut dianggap sebagai hari yang mulia.

Prosesi Pernikahan Adat Sunda

Pernikahan adat Sunda tidak hanya sekedar upacara, tetapi juga merupakan perwujudan dari nilai-nilai dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut adalah prosesi-prosesi yang umumnya dilakukan dalam pernikahan adat Sunda:

Prosesi Pra-Pernikahan

  1. Neundeun Omong: Prosesi ini dilakukan ketika seorang pria atau perwakilannya ingin mempersunting seorang wanita. Akan ditelusuri terlebih dahulu status wanita tersebut, apakah ia masih bebas atau belum ada yang meminang.
  2. Narosan (Melamar): Setelah mendapat tanda bahwa perempuan tersebut bebas dan belum ada yang meminang, maka akan dilakukan prosesi melamar.
  3. Seserahan: Prosesi penyerahan barang-barang dari pihak pria ke pihak wanita sebagai simbol pemberian nafkah.
BACA JUGA  Siapa yang Tanggung Biaya Pesta Nikah Adat Sunda?

Prosesi Pernikahan

  1. Mapag Penganten: Prosesi penyambutan pengantin pria oleh keluarga pengantin wanita.
  2. Akad Nikah: Pelaksanaan ijab kabul yang merupakan inti dari pernikahan.
  3. Sungkem: Pengantin memohon maaf kepada orang tua sebagai tanda hormat dan permohonan restu.

Simbolisme dalam Pernikahan Adat Sunda

Pernikahan adat Sunda kaya akan simbolisme yang mencerminkan harapan dan doa untuk kehidupan pengantin yang baru. Beberapa simbol penting dalam pernikahan adat Sunda adalah:

  • Mahkota Siger: Mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita yang berbentuk menyerupai segitiga menggunung ke atas. Ini melambangkan kemuliaan dan kehormatan.
  • Daun Sirih: Ditempelkan pada dahi pengantin wanita sebagai penolak bala.
  • Kembang Goyang: Aksesoris yang dikenakan di sanggul pengantin wanita, melambangkan keanggunan dan kecantikan.

Kesimpulan

Pernikahan adat Sunda adalah perpaduan antara tradisi, simbolisme, dan kepercayaan yang mendalam. Pemilihan hari Selasa dan Jumat untuk pernikahan tidak hanya berdasarkan kepercayaan semata, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk mendapatkan keberkahan dan keharmonisan dalam rumah tangga. Prosesi dan simbolisme yang ada dalam pernikahan adat Sunda mencerminkan kekayaan budaya dan harapan yang besar bagi kehidupan pengantin baru.


Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer