Pantun Pembuka Gerbang Pernikahan Adat Melayu

Ridho Dwi Febriyan

Pantun merupakan salah satu warisan budaya yang kaya akan makna dan sering digunakan dalam berbagai acara adat, termasuk pernikahan adat Melayu. Pantun tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana komunikasi yang mengandung pesan-pesan tertentu, termasuk dalam prosesi pembukaan gerbang pernikahan.

Sejarah dan Fungsi Pantun dalam Pernikahan Adat Melayu

Pantun telah lama menjadi bagian integral dari tradisi Melayu. Dalam konteks pernikahan, pantun digunakan sebagai simbolisasi doa, harapan, dan nasihat untuk mempelai yang hendak memasuki babak baru dalam hidup mereka.

Sejarah Pantun:

  • Asal-usul: Pantun diketahui telah ada sejak zaman kerajaan Melayu kuno, di mana ia sering diucapkan oleh para pujangga dan orang-orang bijak.
  • Perkembangan: Seiring waktu, pantun berkembang menjadi berbagai bentuk dan digunakan dalam berbagai kesempatan, termasuk upacara adat.

Fungsi Pantun:

  • Sarana Doa: Pantun sering diucapkan sebagai doa agar pernikahan yang dilangsungkan mendapat berkah dan kebahagiaan.
  • Penyampaian Harapan: Melalui pantun, harapan dan nasihat disampaikan kepada mempelai agar mereka dapat menjalani rumah tangga dengan penuh kebijaksanaan.

Struktur dan Ciri Khas Pantun Pernikahan

Pantun pernikahan memiliki struktur yang unik dan ciri khas yang membedakannya dari pantun-pantun lainnya.

Struktur Pantun:

  • Pembukaan: Pantun dimulai dengan bait pembuka yang sering kali berisi analogi atau perumpamaan.
  • Isi: Bait selanjutnya berisi pesan atau nasihat yang ingin disampaikan.

Ciri Khas Pantun Pernikahan:

  • Bahasa: Bahasa yang digunakan dalam pantun pernikahan adat Melayu biasanya puitis dan penuh makna.
  • Rima: Pantun memiliki pola rima yang khas, biasanya abab atau aaaa.
BACA JUGA  Asal Usul Upacara Pernikahan Adat Jawa

Contoh Pantun Pembuka Gerbang Pernikahan

Berikut adalah beberapa contoh pantun yang dapat digunakan sebagai pembuka gerbang pernikahan adat Melayu:

  1. Pantun Harapan:

    Di taman berbunga melati,
    Kupu-kupu terbang riang.
    Semoga rumah tangga nanti,
    Selalu bahagia tiada hilang.

  2. Pantun Nasihat:

    Layar terkembang menuju pulau,
    Angin membawa bahtera.
    Rumah tangga jaga selalu,
    Agar cinta tak terhempas ombak dera.

  3. Pantun Doa:

    Sungai mengalir tenang ke hilir,
    Ikan berenang mencari pasangan.
    Semoga jalinan kasih bersemi di dada,
    Berdua menua dalam kebahagiaan.

Pantun-pantun di atas dapat diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan situasi pernikahan yang akan dilangsungkan. Pantun tidak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga menambah keindahan dan kedalaman makna dalam setiap prosesi adat yang dilakukan.

Dengan demikian, pantun memegang peranan penting dalam pernikahan adat Melayu sebagai pembuka gerbang yang mengantarkan mempelai ke alam rumah tangga yang baru. Pantun menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa depan, tradisi dengan harapan, serta doa dengan realita. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat tentang keindahan pantun dalam pernikahan adat Melayu.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer