Mengungkap Keindahan Adat Pernikahan Jawa Timur: Sentuhan Surabaya yang Memikat

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan adat Jawa Timur, khususnya di Surabaya, bukan sekadar serangkaian ritual, melainkan sebuah perayaan seni, budaya, dan tradisi yang kaya. Ia adalah perpaduan antara nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun dengan sentuhan modern yang menjadikan prosesi ini semakin memikat. Mari kita selami lebih dalam keindahan dan makna di balik setiap tahapan pernikahan adat Jawa Timuran khas Surabaya ini.

Rangkaian Adat Pernikahan Surabaya: Dari Lamaran hingga Resepsi

Prosesi pernikahan adat Jawa Timur di Surabaya umumnya dimulai jauh sebelum hari H, dengan serangkaian tahapan yang memiliki makna mendalam. Setiap tahapannya bukan sekadar formalitas, melainkan juga simbol harapan dan doa untuk kebahagiaan kedua mempelai.

1. Lamaran: Mempererat Tali Silaturahmi dan Mengikrarkan Janji

Lamaran, atau nontoni, adalah langkah awal dalam mempersatukan dua keluarga. Pihak keluarga calon mempelai pria mendatangi kediaman calon mempelai wanita untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Prosesi ini biasanya dilakukan secara formal, dengan membawa seserahan berupa buah-buahan, makanan, dan kain batik sebagai simbol penghormatan dan kesediaan untuk memelihara hubungan baik.

Lebih dari sekadar serah terima barang, lamaran adalah momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antara kedua keluarga. Dalam suasana kekeluargaan, kedua belah pihak berdiskusi mengenai rencana pernikahan, termasuk tanggal, lokasi, dan konsep acara. Setelah kesepakatan tercapai, prosesi lamaran diakhiri dengan pertukaran cincin sebagai simbol pengikat janji antara kedua calon mempelai.

BACA JUGA  Kuesioner 5: Tata Cara Pernikahan Adat

2. Siraman: Membersihkan Diri Lahir dan Batin Menuju Hari Bahagia

Siraman adalah ritual penyucian diri yang dilakukan oleh calon mempelai wanita. Prosesi ini melibatkan penggunaan air suci yang telah dicampur dengan bunga tujuh rupa, yang melambangkan harapan akan kebaikan dan kebahagiaan di masa depan. Para sesepuh wanita dari kedua keluarga secara bergantian menyiramkan air tersebut ke tubuh calon mempelai wanita, sambil memberikan nasihat dan doa.

Makna siraman bukan hanya sekadar membersihkan diri secara fisik, tetapi juga membersihkan diri secara batin. Ritual ini melambangkan kesiapan calon mempelai wanita untuk memasuki kehidupan baru sebagai seorang istri, dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih. Setelah siraman, calon mempelai wanita akan mengenakan kain batik khusus dan dipayungi menuju tempat istirahat, sebagai simbol perlindungan dan keberkahan.

3. Midodareni: Malam Keagungan dan Doa Restu

Midodareni adalah malam menjelang pernikahan, di mana calon mempelai wanita dipingit di dalam kamar dan didandani secantik mungkin. Pada malam ini, para wanita dari keluarga dan kerabat dekat berkumpul untuk memberikan doa restu dan nasihat kepada calon mempelai wanita. Suasana midodareni biasanya dipenuhi dengan kehangatan, keakraban, dan harapan.

Selain doa restu, pada malam midodareni juga dilakukan tradisi dodol dawet, di mana keluarga calon mempelai wanita menjual dawet kepada para tamu. Hasil penjualan dawet ini nantinya akan digunakan untuk membantu biaya pernikahan. Tradisi ini melambangkan harapan akan rezeki yang berlimpah dan kehidupan yang manis bagi kedua mempelai.

4. Akad Nikah: Mengikrarkan Janji Suci di Hadapan Tuhan

Akad nikah adalah puncak dari seluruh rangkaian pernikahan. Pada momen ini, calon mempelai pria mengucapkan janji suci di hadapan penghulu, saksi, dan keluarga, untuk menerima calon mempelai wanita sebagai istrinya. Akad nikah biasanya dilakukan di masjid atau di rumah mempelai wanita, dengan suasana yang khidmat dan penuh haru.

BACA JUGA  Menu Makanan Resepsi Pernikahan Adat Jawa

Setelah akad nikah selesai, kedua mempelai resmi menjadi suami istri. Mereka kemudian melakukan sungkeman kepada kedua orang tua, sebagai ungkapan rasa terima kasih dan permohonan doa restu. Momen sungkeman ini seringkali menjadi momen yang sangat emosional, karena melambangkan cinta dan kasih sayang yang mendalam antara anak dan orang tua.

5. Resepsi: Perayaan Kebahagiaan Bersama Keluarga dan Kerabat

Resepsi pernikahan adalah perayaan kebahagiaan yang dilakukan setelah akad nikah. Pada acara ini, kedua mempelai menyambut para tamu undangan, yang terdiri dari keluarga, kerabat, teman, dan kolega. Resepsi pernikahan biasanya dimeriahkan dengan berbagai hiburan, seperti musik tradisional, tarian, dan pertunjukan seni lainnya.

Selain hiburan, resepsi pernikahan juga menjadi ajang untuk menyantap hidangan lezat yang telah disiapkan oleh keluarga. Berbagai macam makanan tradisional Jawa Timur, seperti rawon, soto, dan rujak cingur, biasanya disajikan untuk memanjakan lidah para tamu undangan. Resepsi pernikahan adalah momen yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan, di mana kedua mempelai dapat berbagi kebahagiaan mereka dengan orang-orang terdekat.

Busana Pernikahan Surabaya: Elegansi dalam Setiap Detail

Busana pernikahan adat Jawa Timur di Surabaya mencerminkan keanggunan dan kemewahan. Pakaian pengantin wanita biasanya berupa kebaya panjang yang terbuat dari kain brokat atau velvet, dengan hiasan payet dan bordir yang rumit. Kain batik dengan motif tertentu, seperti sidomukti atau sidoasih, juga menjadi bagian penting dari busana pengantin wanita.

Pengantin pria biasanya mengenakan beskap, yaitu pakaian formal yang terbuat dari kain velvet atau satin, dengan warna yang serasi dengan kebaya pengantin wanita. Selain beskap, pengantin pria juga mengenakan blangkon, yaitu penutup kepala tradisional Jawa, serta keris yang diselipkan di pinggang sebagai simbol kejantanan dan keberanian.

BACA JUGA  Jasa Adat Jawa untuk Pernikahan: Tradisi yang Kaya Makna dan Elegan

Makna Mendalam di Balik Setiap Tradisi

Setiap tahapan dalam pernikahan adat Jawa Timur di Surabaya memiliki makna mendalam yang berkaitan dengan nilai-nilai luhur, seperti kesucian, kesetiaan, dan keharmonisan. Ritual siraman melambangkan pembersihan diri, midodareni melambangkan keagungan, dan akad nikah melambangkan ikatan suci.

Lebih dari sekadar ritual, pernikahan adat Jawa Timur di Surabaya adalah sebuah perayaan budaya yang kaya dan bermakna. Ia adalah warisan leluhur yang patut dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Dengan memahami makna di balik setiap tradisi, kita dapat semakin menghargai keindahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer