Baju pernikahan adat Lampung, khususnya yang berasal dari suku Pepadun, memiliki ciri khas berwarna putih yang mencerminkan kesucian dan keanggunan. Warna putih dalam pakaian adat ini bukan hanya sekedar pilihan estetika, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, terkait erat dengan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Lampung.
Sejarah dan Filosofi Warna Putih pada Baju Adat Lampung
Warna putih pada baju adat Lampung, khususnya bagi suku Pepadun, memiliki makna yang sangat signifikan. Warna ini melambangkan kesucian, kebersihan, dan permulaan yang baru. Dalam konteks pernikahan, warna putih menjadi simbol harapan bagi pasangan pengantin untuk memulai kehidupan bersama yang suci dan tanpa noda.
Kaitan dengan Siger
Siger, mahkota yang dikenakan oleh pengantin perempuan, pada suku Pepadun memiliki sembilan lekukan atau ruji yang disebut Siger lekuk siwo. Kesembilan ruji ini tidak hanya mewakili sembilan marga atau Abung Siwo Megou tetapi juga sembilan sungai yang ada di Lampung, yang merupakan sumber kehidupan dan kemakmuran.
Simbolisme dalam Pakaian Adat
Pakaian adat Lampung untuk masyarakat Pepadun didominasi dengan warna putih dan sigernya memiliki 9 lekukan, sedangkan pakaian adat Lampung untuk masyarakat Saibatin didominasi dengan warna merah dengan siger yang terdiri dari 7 lekukan. Ini menunjukkan perbedaan yang jelas antara dua suku utama di Lampung, yang masing-masing memiliki identitas budaya yang kuat.
Komponen Baju Pernikahan Adat Lampung
Baju pernikahan adat Lampung terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing memiliki makna dan fungsi tersendiri. Berikut adalah detail komponen tersebut:
Untuk Wanita
- Sarung Tapis: Kain Tapis yang merupakan kain khas Lampung yang ditenun dengan benang emas.
- Sesapuran: Kain putih dengan rumbai ringgit.
- Khikat Akhir: Selendang yang dilingkarkan di bagian pundak sebagai penutup bahu.
- Selappai: Baju tidak berlengan dengan hiasan rumbai ringgit.
- Bebe: Sulaman benang yang menyerupai bunga teratai.
- Kati Tapis Dewa Sano: Rumpai ringgit yang dibuat dari helaian kain tapis jung jarat.
Untuk Pria
- Sarung Tumpal: Sarung yang ditenun dengan benang emas dan merupakan salah satu kain khas daerah Lampung.
Estetika dan Keunikan Baju Adat Lampung
Baju adat Lampung, terutama yang berwarna putih, tidak hanya menonjolkan keindahan visual tetapi juga proses pembuatan yang rumit dan penuh makna. Setiap detail pada baju adat ini dirancang dengan teliti untuk mengungkapkan warisan budaya yang mendalam.
Keahlian Pengrajin
Pengrajin baju adat Lampung menunjukkan keahlian mereka melalui kain tapis yang ditenun dengan benang emas, serta detail sulaman dan aksesoris yang rumit. Ini mencerminkan dedikasi dan penghormatan terhadap tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.
Fungsi dan Peran dalam Masyarakat
Baju adat Lampung tidak hanya digunakan dalam upacara pernikahan tetapi juga dalam berbagai acara adat dan pertunjukkan seni. Ini menunjukkan pentingnya pakaian adat ini dalam mempertahankan dan merayakan identitas budaya Lampung.
Dengan memahami makna di balik warna putih pada baju pernikahan adat Lampung, kita dapat lebih menghargai kekayaan dan kedalaman budaya yang terkandung di dalamnya. Warna putih bukan hanya pilihan estetika, tetapi juga representasi dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Lampung.