Benda-Benda Kebudayaan untuk Pernikahan

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan merupakan momen sakral yang penuh dengan simbolisme dan tradisi. Di Indonesia, kekayaan budaya tercermin dalam berbagai benda kebudayaan yang digunakan dalam upacara pernikahan. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang benda-benda tersebut, khususnya yang berkaitan dengan adat Jawa.

Seserahan Pernikahan: Simbolisme dan Makna

Seserahan pernikahan adalah tradisi penyerahan barang dari pihak pengantin pria kepada pengantin wanita. Barang-barang ini tidak hanya berfungsi sebagai hadiah, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam.

Alas Kaki dan Tas: Langkah Bersama Menuju Kemapanan

Alas kaki dalam seserahan melambangkan langkah yang mantap dari kedua mempelai dalam menjalani kehidupan bersama. Sementara itu, tas yang sering kali disertakan mewakili harapan akan kemapanan ekonomi yang diharapkan oleh kedua keluarga.

Set Alat Ibadah: Meneguhkan Nilai Agama

Set alat ibadah menjadi simbol penting dalam seserahan. Ini mencakup Al-Quran, sajadah, mukena, dan lainnya, yang mengingatkan kedua mempelai tentang pentingnya menjalankan ajaran agama dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Perhiasan dan Fashion: Kecantikan dan Komitmen

Perhiasan dalam seserahan bukan hanya asesoris, tetapi juga simbol kecantikan dan komitmen jangka panjang. Set fashion wanita, seperti kain jarik dan kebaya, menandakan keanggunan dan keelokan seorang wanita.

BACA JUGA  Ibadat Sabda HUT Pernikahan ke-25

Peralatan Make Up dan Bed Cover: Perawatan Diri dan Kenyamanan Bersama

Peralatan make up dalam seserahan mengandung pesan tentang pentingnya menjaga penampilan dan merawat diri. Bed cover yang dijadikan seserahan melambangkan harapan akan kenyamanan dan keharmonisan dalam tidur bersama.

Tradisi dan Adat Pernikahan Unik dari Penjuru Indonesia

Indonesia kaya akan tradisi pernikahan yang unik dan beragam, mencerminkan kekayaan budaya bangsa.

Adat Minang dan Ogan: Lamaran dan Pengadangan

Dalam adat Minang, proses lamaran dilakukan oleh pihak mempelai wanita. Sementara itu, suku Ogan memiliki tradisi pengadangan, di mana pengantin pria harus melewati rintangan untuk bertemu dengan pengantin wanita.

Betawi dan Osing: Palang Pintu dan Kawin Colong

Pernikahan Betawi dikenal dengan tradisi palang pintu, di mana pengantin pria harus berbalas pantun untuk memasuki rumah pengantin wanita. Adat Osing memperbolehkan kawin colong, yaitu penculikan calon pengantin wanita oleh pengantin pria.

Sasak dan Gunung Kidul: Kawin Culik dan Kromojati

Suku Sasak memiliki tradisi kawin culik, di mana pengantin pria menculik calon istrinya. Di Gunung Kidul, calon pengantin pria diwajibkan menanam pohon jati sebagai bagian dari komitmen terhadap kelestarian lingkungan.

Kesimpulan

Benda-benda kebudayaan dalam pernikahan Indonesia tidak hanya berperan sebagai hiasan, tetapi juga sebagai pembawa makna dan simbolisme yang mendalam. Tradisi-tradisi unik ini menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang patut dihargai dan dilestarikan.


Artikel ini hanya menggarisbawahi sebagian kecil dari kekayaan tradisi pernikahan di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi sumber-sumber terpercaya yang membahas topik ini lebih detail.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer