Tarian Tradisional dalam Pernikahan Adat Sunda

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan adat Sunda tidak hanya merupakan perayaan penyatuan dua insan, tetapi juga pesta budaya yang kaya akan seni dan tradisi. Salah satu elemen penting dalam pernikahan adat ini adalah tarian tradisional. Tarian ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sarat akan makna dan filosofi.

Tarian Pembukaan: Tari Merak

Tari Merak atau tari burung merak, sering kali dijadikan pembukaan karena keindahannya yang melambangkan keharmonisan dan kecantikan. Tarian ini dilakukan oleh penari wanita yang mengenakan kostum mirip burung merak dengan bulu yang warna-warni dan lebar.

Sejarah dan Filosofi

Tari Merak diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri pada tahun 1955 dan terinspirasi dari gerakan anggun burung merak. Filosofi di balik tarian ini adalah untuk menunjukkan keanggunan dan keelokan, yang merupakan harapan bagi pengantin wanita.

Gerakan dan Kostum

Gerakan dalam Tari Merak melibatkan gerakan tangan yang lembut dan langkah kaki yang anggun, meniru burung merak yang sedang menari. Kostumnya yang megah dengan bulu merak buatan menambah keindahan visual tarian ini.

Tarian Inti: Tari Topeng

Tari Topeng, merupakan tarian yang menggambarkan berbagai karakter dalam cerita rakyat Sunda. Tarian ini biasanya ditarikan oleh beberapa orang yang mengenakan topeng dengan ekspresi yang berbeda-beda.

Sejarah dan Filosofi

Tari Topeng memiliki akar yang mendalam dalam tradisi Sunda dan sering kali mengisahkan tentang kehidupan kerajaan di Jawa Barat. Setiap topeng memiliki warna dan ekspresi yang mewakili karakter tertentu, seperti marah, gembira, atau sedih.

BACA JUGA  Susunan Acara Pernikahan Tanpa Adat

Gerakan dan Kostum

Gerakan dalam Tari Topeng sangat dinamis dan penuh ekspresi. Penari menggerakkan seluruh tubuhnya, terutama tangan dan kepala, untuk menghidupkan karakter yang ditopenginya. Kostum yang dikenakan biasanya berupa baju kebaya dengan batik Sunda dan kain sarung.

Tarian Penutup: Tari Jaipongan

Tari Jaipongan sering kali menjadi pilihan sebagai tarian penutup karena ritmenya yang cepat dan menggembirakan. Tarian ini merupakan perpaduan antara seni tari tradisional dengan gerakan yang lebih modern dan dinamis.

Sejarah dan Filosofi

Tari Jaipongan diciptakan oleh Gugum Gumbira pada tahun 1976. Tarian ini merupakan bentuk perlawanan terhadap larangan tari ronggeng. Jaipongan menggabungkan elemen-elemen tari rakyat dengan gerakan yang lebih bebas dan ekspresif.

Gerakan dan Kostum

Gerakan Tari Jaipongan sangat enerjik dengan kaki yang bergerak cepat dan tangan yang meliuk-liuk. Kostum yang dikenakan biasanya berwarna cerah dengan aksesori yang mencolok, mencerminkan semangat dan kegembiraan tarian ini.

Informasi Tambahan

Aspek Deskripsi
Musik Pengiring Gamelan Sunda dengan kendang, suling, dan kecapi.
Waktu Penampilan Biasanya setelah akad nikah atau saat resepsi.
Interaksi dengan Pengantin Terkadang penari melibatkan pengantin dalam tarian.

Dalam pernikahan adat Sunda, tarian tradisional menjadi salah satu cara untuk melestarikan budaya dan memberikan doa serta harapan baik untuk pengantin baru. Setiap gerakan dan irama mengandung makna mendalam yang merayakan cinta dan kehidupan bersama yang akan datang. Tarian-tarian ini tidak hanya memperkaya acara, tetapi juga menjadi kenangan indah bagi semua yang hadir.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer