Apakah Boleh Saudara Nikah Bareng dalam Adat Jawa?

Ridho Dwi Febriyan

Adat Jawa dikenal dengan kekayaan tradisinya yang mendalam, termasuk dalam hal pernikahan. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah saudara boleh menikah bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan menurut adat Jawa. Artikel ini akan mengupas tuntas pertanyaan tersebut dengan detail dan informasi tambahan yang relevan.

Kebijakan Adat Terkait Pernikahan Saudara

Menurut adat Jawa, terdapat kepercayaan bahwa tidak disarankan bagi saudara kandung untuk menikah dalam waktu yang berdekatan, terutama dalam tahun yang sama. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa akan ada salah satu pihak yang ‘kalah’, yang biasanya dipercaya akan mengalami kesulitan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mencari jodoh.

Tradisi Langkahan

Tradisi langkahan adalah salah satu prosesi adat Jawa yang berkaitan dengan pernikahan saudara. Prosesi ini dilakukan oleh adik yang ingin menikah sebelum kakaknya, sebagai bentuk permintaan izin dan doa restu agar tidak terjadi ‘seret jodoh’ bagi sang kakak.

Mitos dan Realitas

Meskipun adat Jawa memiliki pandangan tertentu mengenai pernikahan saudara, banyak juga yang berpendapat bahwa ini hanyalah mitos dan tidak harus selalu diikuti. Keputusan untuk menikah bersamaan atau tidak, pada akhirnya adalah pilihan pribadi yang juga harus mempertimbangkan aspek praktis dan keinginan kedua belah pihak.

Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan adat Jawa memiliki serangkaian prosesi yang kaya akan makna dan filosofi. Berikut adalah beberapa prosesi utama yang biasanya dilakukan:

Pasang Tarub dan Tuwuhan

Pasang tarub merupakan dekorasi tenda dan hiasan dari janur yang dipasang pada pintu masuk, menandakan keluarga mengadakan hajatan mantu. Pasang tuwuhan adalah simbol harapan terhadap pasangan agar dikaruniai momongan.

BACA JUGA  Pernikahan Artis dengan Campuran Budaya: Sebuah Simfoni Keberagaman

Siraman

Siraman adalah prosesi pembersihan jiwa pengantin yang dilakukan oleh orang tua dan kerabat dekat. Air yang digunakan diambil dari tujuh sumber mata air, bercampur kembang setaman.

Dodol Dawet

Prosesi ini melambangkan harapan agar pernikahan laris manis seperti dawet yang terjual. Orangtua calon mempelai wanita akan ‘menjual’ dawet kepada tamu dengan menggunakan pecahan genting atau koin tanah liat.

Midodareni

Midodareni adalah prosesi dimana calon pengantin wanita melakukan tirakatan, menjelang hari pernikahan. Ini adalah waktu untuk introspeksi dan doa.

Kesimpulan

Adat Jawa memiliki pandangan khusus terkait pernikahan saudara yang dilakukan bersamaan. Meskipun ada kepercayaan yang menganjurkan untuk menghindari pernikahan saudara dalam waktu yang berdekatan, banyak juga yang menganggapnya sebagai mitos. Pada akhirnya, keputusan ini sangat personal dan harus disesuaikan dengan keadaan serta kepercayaan masing-masing individu.


Dengan memahami latar belakang dan prosesi adat Jawa, kita dapat menghargai kekayaan tradisi yang ada sekaligus mempertimbangkan aspek modern dalam pengambilan keputusan terkait pernikahan. Adat dan tradisi adalah warisan yang berharga, namun tidak harus menjadi penghalang bagi kebahagiaan dan keinginan pribadi.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer