Nikah Adat Jawa: Tradisi Pernikahan Anak Ketiga dengan Keempat

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan adat Jawa tidak hanya sekedar upacara, tetapi juga penuh dengan filosofi dan makna yang mendalam. Khususnya dalam konteks pernikahan antara anak ketiga dengan keempat, terdapat beberapa keunikan yang menarik untuk dibahas. Artikel ini akan mengupas tuntas segala aspek yang berkaitan dengan nikah adat Jawa, khususnya tradisi yang melibatkan anak ketiga dan keempat dalam sebuah keluarga.

Latar Belakang dan Filosofi

Pernikahan adat Jawa kaya akan simbolisme dan filosofi. Setiap tahapan memiliki arti dan tujuan tertentu yang mencerminkan kehidupan berumah tangga yang harmonis dan sejahtera.

Kedudukan Anak Ketiga dan Keempat

Dalam tradisi Jawa, anak ketiga sering dianggap sebagai pemberi semangat dan keberanian, sedangkan anak keempat sebagai pembawa keseimbangan dan ketenangan. Ketika dua karakter ini bersatu dalam pernikahan, dipercaya akan menciptakan rumah tangga yang harmonis.

Filosofi Pernikahan

Pernikahan adat Jawa mengajarkan tentang kesetaraan dan keseimbangan. Hal ini tercermin dalam prosesi yang melibatkan kedua mempelai, dimana keduanya memiliki peran yang sama pentingnya.

Prosesi Pernikahan

Prosesi pernikahan adat Jawa terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari lamaran hingga resepsi. Setiap tahapan memiliki makna dan tujuan yang mendalam.

Lamaran (Ngejapin)

Lamaran atau ngejapin adalah tahap dimana keluarga mempelai pria menyampaikan maksud untuk meminang anak ketiga keluarga mempelai wanita. Prosesi ini dilakukan dengan penuh adat dan dihadiri oleh kedua belah pihak keluarga.

Siraman

Siraman merupakan simbolisasi pembersihan diri sebelum memasuki kehidupan baru. Anak ketiga dan keempat akan disiram dengan air yang diambil dari tujuh sumber yang berbeda, yang melambangkan berbagai aspek kehidupan.

BACA JUGA  Model Baju Kebaya untuk Pernikahan Adat Yogyakarta

Midodareni

Midodareni adalah malam menjelang pernikahan, dimana mempelai wanita akan melakukan tirakatan atau puasa sebagai bentuk penghormatan dan persiapan diri.

Resepsi Pernikahan

Resepsi pernikahan adat Jawa adalah puncak dari seluruh rangkaian prosesi. Ini adalah saat dimana kedua mempelai diperkenalkan sebagai pasangan suami istri kepada masyarakat.

Dekorasi dan Pakaian

Dekorasi resepsi biasanya penuh dengan ornamen tradisional Jawa, seperti batik dan ukiran kayu. Pakaian mempelai juga sangat khas, dengan mempelai pria mengenakan beskap dan blangkon, sementara mempelai wanita mengenakan kebaya dan konde.

Prosesi Resepsi

Prosesi resepsi melibatkan banyak ritual, seperti sungkeman, dimana mempelai memberikan hormat kepada orang tua dan kerabat sebagai tanda terima kasih dan permohonan restu.

Hiburan dan Santapan

Hiburan dalam resepsi adat Jawa biasanya melibatkan gamelan dan tarian tradisional. Santapan yang disajikan juga khas Jawa, dengan menu seperti gudeg, sate, dan nasi kuning.

Kesimpulan

Pernikahan adat Jawa antara anak ketiga dan keempat merupakan perpaduan unik dari tradisi, filosofi, dan harapan. Prosesi yang kaya akan makna ini tidak hanya mengikat dua individu, tetapi juga dua keluarga dalam ikatan sosial yang kuat. Melalui pernikahan ini, diharapkan kedua mempelai dapat membawa keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan mereka yang baru.


Artikel ini hanya menggarisbawahi sebagian kecil dari kekayaan tradisi nikah adat Jawa. Setiap daerah di Jawa memiliki variasi dan kekhususan masing-masing yang tidak kalah menarik untuk dipelajari lebih lanjut.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer