Tari Tradisional Pernikahan Adat Sumatera

Ridho Dwi Febriyan

Pulau Sumatera, dengan kekayaan budayanya yang melimpah, memiliki berbagai tari tradisional yang sering dipentaskan dalam upacara pernikahan adat. Tarian-tarian ini tidak hanya menampilkan keindahan gerak dan kostum, tetapi juga mengandung makna dan filosofi yang mendalam tentang kehidupan, cinta, dan pernikahan.

Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih adalah tarian penyambutan yang sangat populer di Provinsi Jambi, Kepulauan Riau, Riau, dan Bengkulu. Tarian ini biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki, yang melambangkan keramahtamahan dan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.

Properti dan Kostum:

  • Cerano/Wadah: Berisikan lembaran daun sirih.
  • Payung: Digunakan oleh salah satu penari.
  • Keris: Sebagai simbol kehormatan.
  • Baju Kurung/Adat Jambi: Pakaian tradisional yang dikenakan penari.

Iringan Musik:

  • Biola, Gambus, Akordion: Menghasilkan melodi yang merdu.
  • Rebana, Gong, Gendang: Memberikan ritme yang khas.

Tari Pagar Pengantin

Tari Pagar Pengantin dari Palembang adalah tarian yang dibawakan oleh pengantin wanita bersama beberapa penari perempuan lainnya. Tarian ini memiliki makna melepas masa lajang dan menegaskan bahwa sang istri akan memiliki ruang gerak terbatas setelah menikah.

Gerakan:

  • Lembut dan Penghayatan: Menunjukkan kelembutan dan kedalaman perasaan.
  • Tarian Terakhir: Sebagai persembahan untuk sang suami.

Tari Payung

Tari Payung, yang berasal dari Minang, adalah tarian berpasangan yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih. Tarian ini sering digelar dalam pesta pernikahan Minang dan diiringi lagu "Babendi-bendi ke Sungai Tanang".

Simbolisme:

  • Payung: Melambangkan perlindungan dan tujuan bersama.
  • Gerakan: Dimulai dengan tempo lambat dan berubah cepat, menggambarkan dinamika hubungan.
BACA JUGA  Pernikahan Adat yang Tidak Sesuai dengan Kaidah Islam

Tari Sembah

Meskipun Tari Sembah dari Lampung bukan khusus untuk pernikahan, tari ini sering menjadi selingan menarik pada resepsi pernikahan. Tarian ini menunjukkan rasa hormat kepada para tamu undangan.

Filosofi:

  • Rasa Hormat: Menghargai kehadiran tamu.
  • Kesederhanaan: Menampilkan keindahan dalam kesederhanaan.

Tari Melenggok (Hitam Manis)

Tari Melenggok atau Hitam Manis dari Melayu Serdang biasanya ditarikan di tengah perayaan pernikahan adat Melayu. Tarian ini menggambarkan interaksi antara pasangan yang saling mencintai.

Ciri Khas:

  • Interaksi: Saling berbisik dan bicara.
  • Lagu: Diiringi lagu "Hitam Manis", yang memberikan nuansa romantis.

Kesimpulan

Tarian-tarian tradisional Sumatera untuk pernikahan adat tidak hanya sekedar pertunjukan, tetapi juga sarana untuk mengkomunikasikan nilai-nilai budaya dan sosial yang penting. Setiap gerakan, kostum, dan musik memiliki makna yang mendalam dan terkait erat dengan konsep pernikahan dan kehidupan bersama.

Tarian-tarian ini merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan dipertahankan, sebagai bagian dari identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Dengan memahami dan mengapresiasi tarian-tarian ini, kita turut serta dalam melestarikan dan menghormati kebudayaan yang telah ada sejak lama di bumi Nusantara.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer