Makanan Wajib di Pernikahan Adat Bugis

Ridho Dwi Febriyan

Pernikahan adat Bugis tidak hanya sekedar perayaan, tetapi juga penuh dengan simbolisme dan filosofi yang mendalam. Salah satu aspek penting dalam pernikahan adat Bugis adalah sajian makanan yang tidak hanya menggugah selera tetapi juga memiliki makna tertentu. Berikut ini adalah ulasan mendetail tentang makanan-makanan yang wajib ada dalam pernikahan adat Bugis.

Coto Makassar

Coto Makassar merupakan salah satu hidangan utama yang sering disajikan dalam pernikahan adat Bugis. Hidangan ini terbuat dari daging sapi yang dimasak dengan 40 macam rempah-rempah, memberikan cita rasa yang khas dan lezat.

Filosofi

Coto Makassar tidak hanya dinikmati karena rasanya yang lezat, tetapi juga memiliki filosofi mendalam. Rempah-rempah yang digunakan dipercaya sebagai simbol keberagaman dan kekayaan budaya Bugis, serta sebagai penawar kolesterol yang terkandung dalam jeroan sapi.

Cara Penyajian

Penyajian Coto Makassar dalam pernikahan adat Bugis biasanya menggunakan kuali tanah liat dengan bahan bakar kayu untuk menambah kekhasan rasa. Hidangan ini disajikan hangat bersama dengan burasa atau ketupat dan sambal tauco.

Pallubasa

Mirip dengan Coto Makassar, Pallubasa juga sering hadir dalam pernikahan adat Bugis. Perbedaannya terletak pada penggunaan kelapa parut yang sudah disangrai, membuat kuah Pallubasa menjadi kental dan gurih.

Filosofi

Pallubasa melambangkan kehangatan dan keintiman. Kelapa parut yang disangrai menggambarkan proses pembakaran semangat dan kebersamaan dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Cara Penyajian

Saat disajikan, Pallubasa sering ditambahkan dengan kuning telur setengah matang di atasnya, simbol dari harapan dan kehidupan baru yang akan dijalani oleh pengantin.

BACA JUGA  Proses Pernikahan Adat Jawa Tengah

Bosara dan Kue Tradisional

Tidak lengkap rasanya pernikahan adat Bugis tanpa kehadiran Bosara yang merupakan wadah kue tradisional khas Bugis-Makassar.

Filosofi

Bosara dan kue-kue tradisional yang disajikan di dalamnya seperti Barongko, Biji Nangka, dan Cucuru Bayao merupakan simbol doa dan harapan yang dimanjatkan kepada Tuhan. Setiap bentuk dan rasa dari kue-kue ini memiliki arti filosofis tersendiri.

Cara Penyajian

Bosara diletakkan di meja berkaki pendek yang disusun berjejer di tengah ruangan. Kue-kue tradisional yang disajikan di atasnya mencerminkan kekayaan budaya dan doa bagi pengantin baru.

Tabel Makanan Wajib Pernikahan Adat Bugis

Makanan Deskripsi Filosofi
Coto Makassar Daging sapi dengan 40 rempah Keberagaman dan kekayaan budaya
Pallubasa Kuah kental dengan kelapa sangrai Kehangatan dan keintiman
Bosara Wadah kue tradisional Doa dan harapan

Makanan-makanan ini tidak hanya lezat tetapi juga penuh makna. Dalam setiap gigitan dan setiap suapan, terkandung harapan dan doa untuk kehidupan yang bahagia dan berlimpah bagi pengantin baru. Itulah mengapa dalam pernikahan adat Bugis, makanan lebih dari sekedar asupan fisik; mereka adalah bagian dari doa dan harapan untuk masa depan yang cerah.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer