Pernikahan adalah momen sakral yang menjadi tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Menurut adat Jawa, memilih hari baik atau hari yang tepat untuk melangsungkan pernikahan sangatlah penting. Proses ini dikenal dengan istilah ‘nentukan hari baik’. Artikel ini akan membahas secara detail tentang cara mencari hari baik untuk pernikahan menurut adat Jawa.
Pengertian Hari Baik
Hari baik adalah hari yang dipercaya membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi pasangan yang akan menikah. Dalam adat Jawa, hari baik ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan yang meliputi:
- Neptu: Nilai hari dan pasaran dalam kalender Jawa.
- Weton: Gabungan hari dan pasaran kelahiran kedua mempelai.
- Pranotomongso: Musim menurut penanggalan Jawa.
Penentuan Hari Baik
Neptu dan Weton
Dalam menentukan hari baik, pertama-tama dilihat dari neptu dan weton kedua mempelai. Setiap hari dan pasaran memiliki nilai neptu yang berbeda, dan kombinasi dari kedua nilai ini akan menentukan weton pernikahan.
Tabel Neptu Hari dan Pasaran
Hari | Neptu | Pasaran | Neptu |
---|---|---|---|
Minggu | 5 | Legi | 5 |
Senin | 4 | Pahing | 9 |
Selasa | 3 | Pon | 7 |
Rabu | 7 | Wage | 4 |
Kamis | 8 | Kliwon | 8 |
Jumat | 6 | ||
Sabtu | 9 |
Pasangan akan mencari kombinasi hari dan pasaran yang memberikan nilai neptu tertinggi, yang dipercaya akan membawa keberuntungan.
Pranotomongso
Selanjutnya, pranotomongso atau musim dalam penanggalan Jawa juga menjadi pertimbangan. Ada empat musim dalam penanggalan Jawa, yaitu:
- Kasa: Awal musim hujan.
- Karo: Puncak musim hujan.
- Katiga: Awal musim kemarau.
- Kapat: Puncak musim kemarau.
Pernikahan idealnya diadakan pada musim Katiga atau Kapat, dimana cuaca dipercaya lebih stabil dan kondusif untuk acara besar.
Pertimbangan Lain
Selain neptu, weton, dan pranotomongso, ada beberapa pertimbangan lain yang harus diperhatikan:
- Rahinan: Hari-hari tertentu dalam kalender Jawa yang dianggap kurang baik.
- Wuku: Siklus 7 hari dalam kalender Jawa.
- Sasih: Bulan dalam kalender Jawa.
Rahinan dan Wuku
Ada beberapa rahanin yang harus dihindari, seperti Kliwon Tuesday dan Legi Sunday. Sementara itu, wuku yang baik untuk pernikahan antara lain Wuku Sinta dan Wuku Sungsang.
Sasih
Dalam menentukan bulan yang baik, sasih atau bulan dalam kalender Jawa juga menjadi pertimbangan. Bulan-bulan seperti Sasih Ruwah dan Sasih Pasa sering dihindari untuk pernikahan karena dianggap kurang baik.
Kesimpulan
Memilih hari baik untuk pernikahan menurut adat Jawa adalah proses yang kompleks dan memerlukan pertimbangan yang matang. Dengan mengikuti panduan di atas, pasangan dapat menemukan hari yang paling sesuai dan membawa keberkahan untuk pernikahan mereka.
Artikel ini hanya sebagai panduan umum dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan ahli adat Jawa yang lebih berpengalaman dalam menentukan hari baik untuk pernikahan. Setiap pasangan disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli untuk mendapatkan hasil yang paling tepat. Semoga pernikahan Anda diberkahi dan membawa kebahagiaan yang abadi.